Roti merupakan makanan pokok yang hingga sekarang tetap diminati oleh berbagai masyarakat. Roti bukan sekadar menjadi menu sarapan atau camilan melainkan di dalamnya mengandung nilai sejarah dan budaya kuliner dari berbagai negara. Metode pembuatan roti sudah mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.
Di masa-masa awal, pembuatan roti masih menggunakan cara-cara tradisional. Kemudian ketika jaman sudah canggih, pembuatan roti pun sudah menggunakan teknik dan alat-alat modern sehingga prosesnya berlangsung lebih cepat.
Meskipun terdapat banyak jenis roti dengan ciri khas berbeda-beda, namun pada dasarnya metode pembuatan roti tersebut memiliki beberapa kemiripan. Proses pembuatannya melibatkan pencampuran berbagai macam bahan seperti tepung, ragi, air, garam, dan lain-lain.
Pada artikel ini akan dibahas lebih detail seputar bahan apa saja yang biasa digunakan untuk membuat roti beserta teknik atau metode pembuatannya.
Bahan-bahan untuk Membuat Roti
1. Tepung
Tepung merupakan bahan utama yang akan selalu digunakan dalam proses pembuatan roti. Terdapat beberapa jenis tepung yang beredar di pasar, tapi salah satu jenis paling umum digunakan yaitu tepung gandum.
Pemilihan tepung gandum karena di dalamnya terdapat kandungan protein gluten. Gluten dapat memberi struktur serta elastisitas terhadap adonan. Hal tersebut membuat roti mampu mengembang ketika dipanggang.
Tepung gandum sendiri punya beberapa jenis. Anda bisa menggunakan jenis tepung lainnya seperti tepung roti, tepung serbaguna, maupun tepung gandum utuh. Masing-masing jenis tepung tersebut punya kandungan gluten berbeda.
2. Ragi
Ragi merupakan bahan pengembang paling umum dalam membuat roti. Ragi merupakan mikroorganisme hidup yang tugasnya memakan gula serta menghasilkan alkohol dan karbon dioksida. Nanti gas karbon dioksida yang sudah dihasilkan tersebut menjadikan adonan dapat mengembang.
Selain itu, ragi juga berperan untuk menghadirkan tekstur lembut pada roti. Terdapat dua jenis ragi yang dapat Anda gunakan yaitu ragi kering aktif dan ragi segar.
3. Air
Selain kedua bahan tersebut, bahan lainnya yang juga sangat penting adalah air. Air akan membantu mengaktifkan gluten pada tepung serta memberi kelembapan untuk proses fermentasi. Takaran air yang digunakan dapat berpengaruh terhadap tekstur serta kekenyalan roti.
4. Garam
Garam bukan sekadar berperan untuk menambah rasa melainkan mampu mengontrol aktivitas ragi serta memperkuat gluten pada adonan. Takaran garam yang tepat dapat menghasilkan roti dengan rasa yang balance serta tekstur yang baik.
5. Bahan Tambahan
Selain menggunakan keempat bahan utama yang sudah dibahas, masih ada beberapa bahan tambahan lainnya untuk Anda gunakan. Beberapa bahan tersebut seperti susu, gula, mentega, telur, serta biji-bijian yang digunakan untuk memberi tekstur, rasa, serta nilai gizi lebih baik.
Metode Pembuatan Roti
1. Pencampuran Bahan
Metode yang pertama dalam membuat roti yaitu mencampurkan seluruh bahan seperti tepung, ragi, air, garam, dan lain-lain sehingga mampu menghasilkan adonan roti yang homogen. Pencampuran tersebut dapat dilakukan menggunakan tangan secara langsung atau mesin pencampur.
Perlu diperhatikan, pada tahap pencampuran ini pastikan bahwa seluruh bahan sudah tercampur rata. Dengan begitu adonan akan punya tingkat konsistensi yang tepat.
2. Pengulenan atau Kneading
Ketika seluruh bahan sudah tercampur, adonan harus Anda uleni agar gluten dapat berkembang. Proses kneading ini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap struktur serta elastisitas adonan.
Adonan akan diuleni dengan menekan serta melipatnya beberapa kali sampai menghasilkan tekstur halus dan elastis. Proses pengulenan biasanya memerlukan waktu antara 10 sampai 15 menit jika Anda melakukannya dengan tangan. Agar lebih cepat, Anda dapat menggunakan mesin.
3. Fermentasi atau Proofing
Metode pembuatan roti selanjutnya yaitu fermentasi. Ini merupakan proses mengubah gula menjadi CO2 oleh ragi sehingga adonan dapat mengembang. Lalu adonan akan dibiarkan berfermentasi sekitar 1 sampai 2 jam dalam suhu ruang sampai ukurannya dua kali lipat.
Selama proses fermentasi ini, gluten pada adonan juga berkembang lebih lanjut. Dengan begitu tekstur roti akan terbentuk sesuai yang diharapkan.
4. Pengempisan Adonan
Ketika fermentasi pertama sudah dilakukan, biasanya adonan akan dikembangkan agar gas yang terbentuk ketika proses fermentasi dapat keluar. Proses pengempisan tersebut juga dapat membantu membuat tekstur adonan menjadi rata. Ketika sudah dikempiskan, nanti adonan sudah siap untuk dibentuk.
5. Pembentukan Adonan atau Shaping
Metode pembuatan roti berikutnya yaitu shaping. Adonan yang sudah dikempiskan akan dibentuk sesuai jenis roti yang ingin Anda buat. Untuk bentuk adonan dapat bervariasi, seperti bulat, lonjong, sampai berbentuk khusus seperti halnya roti isi atau baguette.
Di tahap ini, adonan dapat Anda isi dengan bahan tambahan. Anda dapat menambahkan bahan seperti cokelat, keju, maupun kacang-kacangan.
6. Fermentasi Kedua atau Second Proofing
Ketika adonan sudah dibentuk, sekarang waktunya adonan dibiarkan berfermentasi untuk kedua kalinya. Namun untuk tahap ini cenderung lebih singkat karena hanya berlangsung antara 30 sampai 60 menit.
Melakukan fermentasi kedua bertujuan agar adonan dapat berkembang lebih lanjut sebelum nanti dipanggang. Selain itu, ditahap ini juga adonan akan memperoleh tekstur lebih ringan.
7. Pemanggangan atau Baking
Lalu ada tahap pemanggangan di mana adonan akan dipanggang di dalam oven dengan suhu tunggu. Untuk pengaturan suhunya biasanya antara 180 sampai 220 derajat Celsius.
Proses baking akan membuat adonan bisa mengembang lebih lanjut serta membentuk kerak pada bagian luarnya. Sementara waktu pemanggangan roti sebenarnya tergantung jenis roti yang Anda buat. Namun untuk waktu umumnya sekitar 20 sampai 40 menit.
8. Pendinginan atau Cooling
Ketika sudah dipanggang, roti masih harus didinginkan dulu sebelum Anda mulai memotong atau menyajikannya. Proses pendinginan akan memungkinkan uap air pada roti menguap serta memberi tekstur lebih baik. Roti yang Anda dinginkan secara benar akan punya kerak renyah serta bagian dalamnya lembut.
Baca Juga : Macam-macam Roti dari Berbagai Negara, Mana Favorit Anda?
Variasi Metode Pembuatan Roti
1. Metode Autolysis
Metode yang menggunakan campuran tepung dan air dulu. Kemudian membiarkannya kurang lebih 20 sampai 30 menit sebelum mulai menambahkan garam dan ragi. Metode ini membantu mengembangkan gluten serta meningkatkan rasa roti.
2. Metode Dough dan Sponge
Sebagian dari bahan termasuk ragi akan dicampur dulu sehingga membuat sponge atau adonan awal. Kemudian membiarkannya berfermentasi beberapa jam. Lalu sisa bahan akan ditambahkan dan diuleni hingga jadi adonan akhir. Metode pembuatan roti ini menghasilkan rasa lebih kompleks serta tekstur lebih lembut.
3. Metode Tangzhong
Metode yang populer di Asia ini melibatkan pembuatan roux atau pasta yang berasal dari campuran tepung serta air. Keduanya dipanaskan dulu lalu menambahkan ke adonan utama sehingga dapat menghasilkan roti lebih lembut serta tahan lama.
Sekian pembahasan tentang metode pembuatan roti serta bahan-bahan yang biasa digunakan. Setiap metode tersebut punya peran sangat penting dalam menentukan tugas akhir. Menguasai masing-masing metode dan memahami bahan apa saja yang Anda gunakan akan membuat Anda menghasilkan roti yang sempurna baik dari segi bentuk, tekstur, dan rasa.