Proses pembuatan roti merupakan teknik kuliner yang sudah digunakan sejak ribuan tahun. Meskipun alat dan metode yang digunakan sudah berkembang pesat, tapi prinsip dasar di dalam pembuatan roti tetap tidak berubah, yaitu dengan mencampurkan beragam bahan seperti tepung, ragi, air, serta garam.

Semua bahan tersebut dicampurkan sehingga mampu membentuk adonan yang selanjutnya akan dipanggang sampai matang. Pada artikel ini, kita akan sama-sama membahas seputar apa saja tahap yang digunakan saat membaut roti, bahan apa saja yang digunakan, dan lain-lain.

Bahan Utama Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti

Proses pembuatan roti umumnya memerlukan 4 bahan dasar, yaitu tepung, ragi, air, dan garam. Akan tetapi, untuk roti modern memang kerap menggunakan bahan tambahan misalnya lemak, gula, susu, serta telur. Pencampuran bahan-bahan tambahan tersebut tidak lain untuk memperkaya rasa, tampilan, serta teksturnya.

1. Tepung

Tepung merupakan bahan utama di dalam pembuatan roti. Untuk jenis tepung yang sangat sering dipilih adalah tepung terigu. Ini karena tepung tersebut memiliki kandungan gluten yang banyak. Gluten merupakan protein yang mampu memberi tekstur elastis terhadap adonan roti sehingga menjadikan adonan mampu mengembang serta teksturnya kenyal.

Tepung yang memiliki kandungan gluten tinggi dinamakan tepung protein tinggi. Tepung yang sangat baik jika ingin membuat roti yang memerlukan pengembangan volume, misalnya roti tawar.

2. Air

Dalam proses pembuatan roti, air dibutuhkan untuk menghidrasi tepung tersebut mengaktifkan gluten. Adapun jumlah air yang Anda gunakan nanti bisa berpengaruh terhadap tekstur adonan. Adonan yang teksturnya lebih kering berpotensi menghasilkan roti lebih padat, sementara adonan dengan tekstur lebih lembek akan menghasilkan roti lebih empuk.

3. Ragi

Ragi merupakan organisme mikroskopis yang memiliki peran penting untuk proses fermentasi. Melalui ragi, gas CO2 atau karbon dioksida akan dihasilkan ketika diberi makan gula yang memiliki kandungan tepung sehingga mengakibatkan roti menjadi mengembang.

Terdapat dua macam ragi yang umum digunakan, yaitu ragi basah dan ragi kering instan. Sementara bahan pengembang lainnya selain ragi, yaitu baking soda yang bisa menjadi alternatif Anda. Akan tetapi, penggunaan baking soda biasanya untuk kebutuhan produk roti yang non-fermentasi.

Tahapan dalam Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti

Beberapa tahapan penting perlu Anda perhatikan saat proses pembuatan roti. Masing-masing tahapan tersebut akan saling berkaitan dan menentukan seperti apa kualitas produk akhir yang Anda hasilkan nanti.

1. Mixing atau Pencampuran Bahan

Tahap pertama yaitu mencampurkan semua bahan. Untuk tahap ini, bahan-bahan seperti tepung, ragi, air, serta garam akan dicampurkan sehingga bisa membentuk adonan. Proses pencampuran tersebut bisa Anda lakukan baik dengan tangan maupun menggunakan mixer roti.

Proses ini memiliki tujuan utama yaitu memastikan seluruh bahan bisa tercampur secara merata serta gluten akan terbentuk optimal. Jika Anda memakai mixer, biasanya proses pencampuran hanya berlangsung antara 8 sampai 10 menit.

Dalam proses pencampuran roti, air akan menghidrasi tepung serta memulai pengembangan gluten. Jika waktu adonan diuleni semakin lama, maka gluten yang terbentuk akan semakin banyak sehingga menjadikan adonan punya tekstur elastis. Pada tahap ini juga, kerap ditambahkan bahan-bahan yaitu mentega, gula, atau telur sehingga dapat memberi tekstur serta rasa tertentu untuk roti.

2. Fermentasi

Ketika adonan sudah tercampur, tahapan berikutnya yaitu fermentasi. Untuk tahap ini, Anda cukup membiarkan adonan selama beberapa saat sehingga ragi bisa melakukan tugasnya. Fermentasi merupakan proses di mana ragi akan memecah gula di dalam tepung menjadi gas karbon dioksida dan alkohol. Gas tersebut yang nantinya akan membuat adonan bisa mengembang serta membentuk rongga udara kecil dalam roti.

Proses fermentasi biasanya akan berlangsung antara 1 sampai 2 jam di suh ruang, menyesuaikan jenis roti serta suhu lingkungan. Melalui proses ini juga, adonan dapat mengembang sebanyak 2 kali lipat dari ukuran sebelumnya.

Selain itu, fermentasi juga berlangsung dalam dua tahap. Kedua tahap inilah yang nanti akan memberi hasil lebih baik pada rasa dan teksturnya.

3. Shaping atau Pembentukan

Proses Pembuatan Roti

Ketika fermentasi pertama sudah selesai, kemudian adonan akan diuleni kembali sehingga dapat mengeluarkan sebagian gas karbon dioksida yang sudah terbentuk. Lalu adonan akan dibentuk sesuai jenis roti yang akan Anda buat. Contohnya untuk roti tawar, biasanya adonan akan dibentuk silinder serta ditempatkan di dalam loyang.

Sementara roti baguette, adonan akan dibentuk memanjang. Di tahap ini juga adonan dapat diberi topping atau isian seperti cokelat, kacang, maupun biji-bijian sesuai resep yang Anda ikuti.

4. Proofing atau Fermentasi Kedua

Ketika adonan sudah dibentuk, proses pembuatan roti berikutnya yaitu melakukan proofing. Adonan cukup Anda biarkan kembali ketika proses fermentasi kedua ini sehingga adonan nanti akan mengembang lagi sebelum Anda memanggangnya.

Waktu proses proofing sebenarnya bervariasi. Namun secara umum memerlukan waktu antara 30 menit sampai 1 jam, menyesuaikan jenis roti serta kondisi lingkungan. Untuk proofing yang baik dapat menghasilkan roti yang bertekstur ringan serta lembut.

Pada tahap proofing ini juga, sangat penting memastikan bahwa suhu serta kelembapan ruangan optimal. Jangan sampai kondisi ruangan terlalu kering atau dingin karena akan memperlambat proses pengembangan adonan.

5. Baking atau Pemanggangan

Tahap terakhir dalam proses pembuatan roti yaitu pemanggangan. Untuk tahap ini, adonan yang sebelumnya sudah mengembang akan dimasukkan ke oven yang sebelumnya telah Anda panaskan. Adapun untuk suhu oven yang sesuai ketika memanggang roti antara 180 derajat Celsius sampai 220 derajat Celsius, tergantung jenis rotinya.

Kemudian durasi pemanggangan berlangsung antara 20 sampai 45 menit. Durasi tersebut juga menyesuaikan ukuran serta jenis adonan. Ketika roti dipanggang, akan terjadi beberapa perubahan krusial.

Gas CO2 yang terperangkap di dalam adonan akan mengembang sehingga mengakibatkan roti mengembang secara lebih lanjut. Air di dalam adonan juga akan menguap sehingga menciptakan kerak yang crunchy pada bagian luar roti. Ketika roti sudah matang, Anda tinggal mengeluarkannya dari oven kemudian biarkan dingin dulu sebelum Anda potong dan sajikan.

Baca Juga : Bread Slicer: Inovasi yang Mengubah Perkembangan Industri Roti

Variasi di dalam Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti

Meskipun pada dasarnya proses pembuatan roti sama, namun terdapat beberapa variasi di dalam teknik serta bahan yang digunakan. Variasi tersebut tergantung dengan jenis roti yang ingin Anda buat.

Misalnya untuk roti sourdough menggunakan kultur ragi alami yang menjadi pengganti dari ragi komersial. Ini akan menghasilkan rasa lebih asam serta kompleks. Kemudian roti brioche memakai lebih banyak mentega dan telur sehingga dapat menghasilkan tekstur lembut dan kaya.

Jadi, proses pembuatan roti memerlukan kombinasi antara pengetahuan, keterampilan, dan kesabaran. Mulai mencampur bahan, fermentasi, sampai pemanggangan, masing-masing langkah tersebut akan mempengaruhi hasil akhir dari roti yang Anda buat.

Memang terkesan sederhana, akan tetapi ini merupakan proses yang mengharuskan Anda memiliki ilmu pengetahuan mendalam, khususnya saat fermentasi dan pengembangan gluten. Memahami masing-masing tahapan dalam membaut roti, maka Anda dapat menghadirkan roti lezat dan dengan tekstur yang sempurna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×
Search

We offer something different to local and foreign patrons and ensure you enjoy a memorable food experience every time.

Search

We offer something different to local and foreign patrons and ensure you enjoy a memorable food experience every time.