Roti Danish merupakan roti jenis pastry yang sangat terkenal di banyak negara, tentunya juga di Indonesia. roti tersebut terkenal mempunyai tekstur renyah pada bagian luar serta lembut berlapis pada bagian dalamnya. Itulah yang menjadikan banyak orang memfavoritkan roti tersebut.
Sudah banyak orang yang menjadikan roti Danish sebagai pilihan. Ada yang menyajikannya sebagai menu sarapan atau sebagai camilan. Masih banyak hal menarik lainnya yang berkaitan dengan roti Danish. Berikut pembahasan selengkapnya.
Sejarah Roti Danish
Meskipun terkenal dengan nama “Danish” di berbagai negara, ternyata roti ini asalnya dari Australia. Di awal abad ke-19, banyak pekerja melakukan mogok kerja yang dilakukan para pembuat roti asal Denmark. Hal tersebut membuat para pemilik toko roti yang berada di Kopenhagen kemudian berusaha mencari alternatif.
Pada akhirnya, para pemilik toko memutuskan untuk mempekerjakan pembuat roti dari Austria. Kemudian para pekerja tersebut mulai memperkenalkan sebuah teknik pembuatan roti berlapis dengan menggunakan mentega.
Teknik inilah yang dikenal dengan “Viennoiserie”. Sebuah teknik yang berarti pembuatan roti berlapis mentega yang khas. Kemudian roti yang berhasil mereka buat ternyata disukai para penduduk lokal dan semakin populer.
Seiring berjalannya waktu, banyak yang kemudian mengadaptasi teknik tersebut termasuk oleh pembuat roti asal Denmark. Mereka menambahkan sentuhan lokal di resepnya misalnya menambahkan krim dan isian manis. Mulai sinilah roti tersebut dikenal dengan istilah “Danish Pastry” dan menyebar ke seluruh dunia.
Proses dalam Membuat Roti Danish
Pembuatan roti Danish memerlukan kesabaran dan keterampilan. Alasannya karena memang teknik yang nanti Anda gunakan hampir sama saat Anda membuat croissant. Adapun prosesnya melibatkan perpaduan antara adonan roti dan mentega.
Kemudian melipat serta menggulung adonan sebanyak beberapa kali. Tujuannya agar tercipta lapisan-lapisan crunchy ketika dipanggang.
Berikut beberapa langkah umum yang biasanya diterapkan saat membuat roti Danish.
1. Pembuatan Adonan Dasar
Untuk adonan dasar yang digunakan berasal dari tepung terigu, gula, ragi, garam, serta sedikit air atau susu. Seluruh bahan tersebut nantinya diaduk sampai benar-benar halus dan elastis.
2. Penggabungan Mentega
Ketika adonan dasar sudah selesai, selanjutnya adonan akan diistirahatkan terlebih dahulu ntuk sementara waktu. Untuk mentega yang Anda gunakan harus dingin dan lentur. Tujuannya agar mentega tersebut nanti mudah ketika Anda menggulungnya bersama adonan.
Selanjutnya mentega Anda tempatkan pada bagian tengah adonan yang sudah Anda gulung tipis. Kemudian adonan Anda lipat sampai menutupi mentega.
3. Proses Melipat & Menggulung
Proses dalam membuat roti Danish yang ketiga adalah tahap melipat dan menggulung. Adonan yang sudah Anda isi mentega masih harus Anda lipat serta gulung beberapa kali. Melalui proses tersebut akan tercipta lapisan-lapisan mentega dalam adonan sehingga dapat menghasilkan tekstur berlapis serta renyah ketika dipanggang.
4. Pengisian & Pemotongan
Saat proses pelipatan sudah Anda lakukan, selanjutnya adonan akan digulung lalu dipotong sesuai bentuk yang Anda inginkan. Biasanya Danish akan diisi dengan beragam isian, mulai dari krim keju, selai buah, custard, atau almond.
5. Proses Fermentasi
Sebelum Anda memanggangnya, roti Danish masih harus Anda istirahatkan terlebih dahulu untuk memulai proses fermentasi terakhir. Tujuannya agar ragi mendapatkan cukup waktu untuk mulai bekerja sehingga Anda memperoleh adonan yang dapat mengembang secara baik.
6. Pemanggangan
Selanjutnya roti dipanggang pada suhu tinggi sampai warnanya menjadi keemasan. Selain itu pastikan juga lapisan-lapisan mentega pada bagian dalamnya meleleh serta mengembang. Dengan begitu akan tercipta sebuah tekstur renyah pada luar serta lembut pada bagian dalamnya.
Baca Juga : Roti Korea: Sejarah, Jenis, dan Bahan-bahan Pembuatannya
Variasi Roti Danish
Terdapat beberapa alasan mengapa Danish bisa menjadi roti yang sangat populer. Salah satunya yaitu karena punya kemudahan ketika Anda ingin menambahkan isian maupun menghiasnya dengan beragam bahan.
Di seluruh dunia, ada beragam variasi roti Danish yang biasanya menyesuaikan selera penduduk lokal. Adapun beberapa variasi tersebut antara lain:
1. Danish dengan Isian Selai Buah
Ini merupakan satu di antara variasi Danish yang terklasik. Mengapa demikian? Karena roti tersebut umumnya memakai isian berupa selai buah yaitu raspberry, aprikot, maupun blueberry. Dari warna-warni yang dihasilkan selai tersebut memberi tampilan menarik.
Lalu untuk rasanya yaitu manis serta sedikit asam. Kedua perpaduan ini menghadirkan keseimbangan sempurna dengan gurih yang Anda rasakan ketika mengonsumsinya.
2. Danish Almond
Bagi Anda pecinta kacang, roti Danish almond bisa menjadi pilihan yang sempurna. Untuk isiannya menggunakan pasta almond yang terkenal punya rasa manis serta gurih. Kemudian untuk hiasan atasnya berupa irisan almond. Ketika sudah dipanggang, nanti almond pada atas roti tersebut menjadi renyah sehingga memberi rasa crunchy.
3. Danish Kayu Manis
Sementara ketika Anda suka rasa rempah, mungkin Danish kayu manis merupakan pilihan paling tepat. Adonan roti dilapisi menggunakan campuran antara kayu manis serta gula sebelum nanti digulung serta dipanggang.
Lalu bagaimana dengan hasilnya? Terlihat roti yang memiliki aroma harum dan manis. Ditambah lagi sentuhan pedas yang berasal dari kayu manis sehingga memang untuk rasanya begitu khas.
4. Danish Custard
Adapun variasi yang keempat ini menggunakan isian berupa krim custard yang teksturnya terkenal lembut dan manis. Isian tersebut akan menghadirakn tekstur yang kontras dengan crunchy adonan roti.
Terkadang pada bagian atasnya juga terdapat potongan kacang atau buah. Itulah mengapa ketika mengonsumsi Danish custard, perpaduan dari variasi rasa benar-benar akan memanjakan lidah Anda.
5. Danish Keju
Lalu ada roti Danish yang memakai isian keju dan populer di negara-negara tertentu, khususnya Amerika Serikat. Untuk keju yang biasa digunakan berupa krim keju yang telah dicampur gula serta vanili. Perpaduan tersebut berhasil menghadirkan isian dengan tekstur lembut dan rasa sedikit manis.
Nilai Gizi & Kesehatan Roti Danish
Seperti kebanyakan jenis pastry yang lain, Danish biasanya memiliki kandungan cukup banyak lemak, kalori, dan gula. Ini karena penggunaan mentega cukup banyak saat proses pembuatannya. Belum lagi dengan isian manis yaitu krim atau selai buah.
Itulah mengapa Danish menjadi roti yang sebaiknya Anda konsumsi dalam jumlah yang terbatas, khususnya ketika Anda memang fokus terhadap asupan kalori dan ingin menjaga berat badan.
Akan tetapi, Danish juga punya beberapa nilai gizi, apalagi jika Anda membandingkan dengan camilan rasa manis lainnya. Terdapat kandungan berupa karbohidrat yang memberi energi cepat sehingga membantu aktivitas Anda sehari-hari, khususnya saat Anda mengonsumsinya di pagi hari.
Ditambah lagi untuk variasi Danish dengan kandungan kacang dan buah bisa memberi tambahan vitamin, serat, dan mineral. Jadi memang tergantung variasi Danish mana yang akan Anda konsumsi.
Jadi, roti Danish merupakan jenis roti yang memadukan teknik pembuatan kompleks dengan rasa memikat. Terdapat beragam variasi Danish yang masing-masing punya ciri khas tersendiri.
Meskipun kandungan kalorinya cukup tinggi, ternyata Danish masih tetap menjadi makanan favorit masyarakat di seluruh dunia, apalagi jika dihidangkan sebagai menu sarapan atau camilan.