Croissant merupakan jenis pastry yang memiliki ciri khas bentuk bulan sabit. Semakin banyak kreasi croissant viral karena diangkat oleh content creator secara massif, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk menyediakan beragam croissant viral.
Meskipun begitu, croissant klasik masih memiliki penggemar. Resto, Kafe hingga hotel masih menyediakan ragam croissant klasik, mendampingi ragam kreasi croissant yang viral. Menunggangi viralnya beragam croissant bisa dijadikan sebagai alat marketing kafe. Tentu, jika kamu memiliki kafe atau bisnis kuliner berbentuk apapun, croissant viral tidak boleh dilewatkan.
Mengenal Croissant
Croissant berasal dari bahasa Perancis. Membacanya harus dengan pelafalan Perancis. Cara membacanya bukan “kroisan”, namun “kwah-sawn” atau “kwah-sahn” dalam pelafalan Perancis. Dengan huruf “w” yang tidak dibaca dibaca terlalu keras.
Croissant sendiri merupakan salah satu jenis kue kering berbahan dasar pastry yang terkenal hampir ke seluruh dunia. Ditambah beberapa saat lalu croissant viral dimana-mana membuat kue ini sangat mudah ditemui di toko roti manapun.
Croissant ini biasa dihidangkan dengan filling maupun coating berbagai macam rasa yang menggugah selera, seperti coklat, stroberi, kacang almond, tiramisu, vanila, green tea, dan masih banyak lagi. Tidak melulu manis, varian asin gurih pun dapat ditemukan pada croissant. Bahkan orang Eropa lebih sering memakan croissant tanpa ditambahkan filling ataupun bahan pendamping lain. Bentuk yang menyerupai bulan sabit dan memiliki lapisan berlapis-lapis karena dibuat dari salah satu jenis bahan yaitu flaky pastry, serta mengkilap dari olesan mentega atau membuat croissant viral dan menarik banyak peminat.
Muncunya Croissant ada beragam versi. Salah satu legenda menyebutkan bahwa Kipferl merupakan asal mula croissant. Kipferl sudah ada sejak tahun 1227 yang dibuat oleh toko roti Wina. Nah, dari kipferl ini, Prancis melakukan inovasi dengan membuat adonan kipferl mereka sendiri. Memang masih banyak perdebatan mengenai hal ini, tetapi ada sejarah yang menyebutkan bahwa pebisnis bernama August Zang adalah pendiri toko roti Wina di Prancis pada tahun 1839. Toko roti ini sukses membuat croissant mulai terkenal di Prancis.
Dari sinilah asal muasal orang Prancis memulai inovasi mereka terhadap roti buatan Zang. Mereka terus mengingat tekstur dan rasa unik dan lezat dari toko roti Zang dan perlahan mulai mencoba meniru croissant buatan Zang. Hal ini juga merupakan hal yang bagus karena bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi masyarakat Prancis. Akan tetapi, butuh waktu sekitar satu abad untuk menemukan resep croissant yang diinginkan.
Sylvain Claudius Goy menjadi orang pertama yang menulis resep croissant versi Perancis pada 1915. Ia tidak memakai adonan brioche seperti August Zang, melainkan adonan roti beragi yang berlapis-lapis atau laminasi. Teknik laminasi ini menggunakan adonan tepung dan mentega yang dilipat berkali-kali sehingga menghasilkan pastry yang tipis dan berlapis-lapis. Dan barulah mulai sejak itu croissant viral dan menjadi sarapan “wajib” bagi masyarakat Prancis. Menu sarapan yang simple tapi sangat nikmat, apalagi jika dipadukan dengan kopi ataupun susu.
Perkembangan croissant mulai meluas ke berbagai negara. Di indonesia sendiri croissant viral di berbagai tempat dan sudah menjadi salah satu pastry favorit, bahkan di hotel pun menyediakan croissant dengan berbagai macam rasa.
Ciri Croissant dengan Rasa yang Enak dan Tekstur Sempurna
Croissant viral memang menjadi daya tarik tersendiri, banyak pebisnis kuliner yang menjadikan croissant sebagai menu andalan untuk menarik pelanggan. Tidak menutup kemungkinan berawal dari croissant viral yang disediakan, pelanggan mulai tertarik dengan produk lain.
Menghidangkan croissant ke pelanggan harus dipastikan jika croissant yang dihidangkan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Pastikan croissant memiliki ciri berikut agar pelanggan bisa melihat dengan sekilas jika croissant yang terhidang benar-benar sempurna dan tidak boleh dilewatkan.
1. Puffiness
Puffiness artinya menggembung. Puffiness menjadi ciri khas utama croissant karena ini menunjukkan keberhasilan proses laminasi, dimana ada udara yang terjebak di dalam adonan dan menjadi pertanda bahwa teksturnya benar-benar lembut.
Puffiness ini diperoleh dengan proses laminasi, yang melibatkan menggulung dan menggilas adonan bersama mentega.
2. Banyak Mentega
Croissant yang sempurna mengandung banyak mentega. Mentega ini digunakan untuk membuat lapisan tipis yang menghasilkan tekstur krispi dan remah-remah. Penggunaan banyak mentega juga membuat croissant lebih manis dan lembut.
Meskipun rasa mentega yang kuat menjadi salah satu bahan utama untuk menghasilkan rasa gurih, sebaiknya tetap menakar mentega agar rasa gurih yang dihasilkan tidak menimbulkan rasa eneg.
3. Bagian atas Croissant Rapuh dan Renyah
Croissant yang sempurna adalah croissant yang rapuh saat digigit. Remahan yang jatuh justru menjadi penanda jika adonannya sempurna. Hal ini berarti bahwa croissant memiliki tekstur yang renyah dan lembut, yang diperoleh dengan penggunaan banyak mentega dalam proses pembuatannya.
Ada Lapisan Seperti Sarang Madu saat Dibelah
Croissant dibentuk dari proses laminasi, dimana lapisan adonan tipis ditumpuk-tumpuk sehingga menghasilkan tekstur yang krispi dan renyah. Lapisan yang bantet dan tidak berbentuk sarang madu adalah penanda jika croissant tersebut gagal. Jika dibelah, croissant seperti sarang madu yang banyak rongga di dalamnya.
4. Warna yang Mengkilap
Warna mengkilat bukan hanya agar penampilan visual croissant cantik. Warna yang mengkilap adalah penanda jika proses fermentasi croissant sempurna. Warna ideal croissant adalah coklat mengkilap seperti warna karamel. Jika croissant tidak mengkilap dan cenderung pucat, wajib diwaspadai jika croissant tersebut bantet dan gagal proses fermentasinya.
Baca Juga : Tips Memilih Supplier Pastry Jakarta untuk Kafe dan Katering
Ragam Croissant Viral untuk Inspirasi Menu Kafe
Meskipun croissant klasik dengan isian mentega tetap menjadi favorit, para koki dan penjual roti tidak pernah berhenti untuk bereksperimen dengan varian-varian baru yang menarik. Kreasi beragam croissant tersebut sempat viral dengan waktu yang berbeda.
1. Croffle
Croffle merupakan croissant viral di Indonesia pada medio 2021. Croffle adalah Croissant Waffle, dimana adonan croissant dicetak dengan cetakan waffle. Jika waffle dibentuk dari adonan yang kental, croffle dibentuk dari adonan croissant sehingga menghasilkan tekstur yang halus dan renyah.
Tekstur croffle dan waffle juga berbeda. Croffle menghasilkan tekstur yang renyah, rapuh dan garing. Sementara waffle menghasilkan tekstur yang lembut dan empuk.
Croffle dikreasikan dengan beragam rasa dan topping. Croffle original disajikan dengan bubuk kayu manis dan lumuran karamel. Croffle yang manis dan gurih ini menjadi andalan kafe untuk menemani kopi dan teh.
Makin lama, kreasi rasa croffle makin beragam. Croffle dengan rasa dasar manis bisa disajikan dengan saus caramel, cream rasa aneka buah, aneka coklat, bahkan saus pandan, Untuk croffle dengan rasa dasar asin, chef mengkreasikannya dengan keju, abon, daging asap, bahkan daging ikan.
2. Cromboloni
Cromboloni viral di medio 2024. Belum lama dari tulisan ini diterbitkan. Bahkan cromboloni masih menghiasi menu yang menggoda dibeli saat buka puasa. Cromboloni merupakan croissant viral yang berasal dari akronim croissant dan bomboloni. Croissant adalah pastry dengan ciri khas lapisan laminasi renyah, sementara bomboloni adalah donat tanpa lubang yang berisi aneka selai.
Tentu ini sangat menarik di dunia pastry. Gabungan dua pastry dan bakery tersebut menghasilkan rasa dan tekstur baru. Rasa dan tekstur croissant hadir dalam cromboloni dengan lapisan pastry yang renyah, garing dan lembut.
Sementara rasa dan tekstur bomboloni hadir dalam bentuk cromboloni yang bulat dan isian yang lumer saat digigit. Paduan dua pastry dan bakery ini cukup unik, memadukan dua penggemar yang menyukai tekstur renyah dan isian meleber. Tidak heran jika cromboloni menjadi croissant viral dan pebisnis kuliner berlomba-lomba untuk menyajikannya kepada pelanggan.
Topping dan isian cromboloni sangat beragam. Beberapa rasa dan topping cromboloni yang paling diminati antaralain;
- Cromboloni pistachio dengan topping kacang pistachio glasir hijau dan krim pistachio
- Cromboloni coklat dengan topping choco chips, glasir coklat dan krim coklat sebagai isiannya.
- Cromboloni strawberry dengan topping coklat pink dan krim strawberry, paduan asam, manis dan renyah yang sungguh menggoda.
3. Croissant Geprek
Bagi penikmat kuliner out of the box, Croissant Geprek tidak boleh dilewatkan. Paduan antara croissant dengan kuliner lokal Indonesia; geprek. Seperti umumnya geprek, croissant yang sudah dipanggang digeprek terlebih dahulu untuk kemudian diberi topping.
Tentu topping Croissant Geprek bukan layaknya topping ayam geprek yang berupa sambal fresh dari cabe. Toping Croissant geprek umumnya berupa saus mayonaisse dengan taburan daun rosemary kering. Beberapa kafe mengkreasikannya dengan saus sambal dan aneka toping sayuran dan daging.
4. Croyaki
Kuliner satu ini cukup unik. Croyaki adalah kombinasi antara Croissant dan Taiyaki, makanan asal Jepang. Taiyaki adalah makanan khas Jepang dengan bahan dasar adonan waffle atau pancake yang dibentuk menyerupai ikan.
Croyaki menggunakan adonan dasar croissant yang dibentuk menyerupai ikan. Croyaki memiliki tekstur layaknya croissant yang renyah dan garing dengan beragam isian sesuai selera.
Croyaki tidak begitu populer di Indonesia. Croyaki merupakan croissant viral di Jepang. Namun, beberapa restoran di Indonesia sudah menyediakan croyaki meskipun tidak begitu populer.
Menghidangkan Croissant Viral di Kafe
Croissant viral menjadi salah satu magnet yang kuat untuk menarik pelanggan kafe. Namun, cepatnya pergantian trend croissant viral tentu akan membutuhkan effort yang cukup besar jika membuatnya dari bahan mentah. Untuk menghemat effort, sebaiknya menggunakan produk IRE yang sudah terbukti kehalalan dan keamananya.
Industri Roti Enak (IRE), merupakan produsen pastry dan bakery di Tangerang yang menyediakan aneka ragam produk pastry dan bakery untuk kebutuhan B2B. IRE menyediakan beragam pilihan produk yang terdiri dari tiga jenis; Ready to Bake (Produk yang siap untuk dipanggang), Ready to Proof (Produk yang siap untuk di proofing), dan Ready to Eat (Produk yang siap untuk dimakan, hanya membutuhkan pemanggangan selama 7 menit)
Produk tersebut bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan dikreasikan dengan beragam croissant viral. Tidak perlu khawatir tidak bisa mengikuti trend karena IRE selalu berinovasi dari waktu ke waktu untuk menghasilkan produk yang menemani menu di kafe, restoran maupun jenis bisnis kuliner lain.