Apa saja macam-macam ragi yang digunakan dalam pembuatan roti? Ragi merupakan mikroorganisme yang berperan penting pada dunia kuliner. Ragi disebut agen pengembang karena fungsi utamanya adalah mengembangkan roti. Pada artikel ini akan dibahas berbagai macam ragi yang biasa digunakan saat membuat roti.
Apa Saja Macam-macam Ragi dalam Membuat Roti?
Ragi memang menjadi bahan yang sangat penting di dalam pembuatan roti. Fungsinya bukan sekadar sebagai bahan untuk mengembangkan adonan. Ragi berperan penting dalam memberikan rasa, tekstur, serta memberi aroma khas pada roti tersebut.
Terdapat bermacam-macam ragi yang sudah lama dan sering dipakai saat proses pembuatan roti. Setiap jenis ragi tersebut punya ciri khas serta keunggulan tersendiri. Berikut beberapa jenis ragi yang biasa digunakan dan mungkin salah satunya pernah Anda temukan.
1. Ragi Instan
Ragi instan juga ada yang menyebutnya sebagai ragi kering instan atau ragi cepat. Ini merupakan jenis ragi paling banyak dipakai para pembuatan roti, baik rumahan atau profesional. Salah satu keunggulannya adalah ragi instan sangat mudah digunakan.
Ragi instan tidak butuh proses pengujian atau aktivasi sebelum Anda mencampurnya ke adonan. Selain itu, Anda juga dapat mencampur ragi tersebut menggunakan bahan kering lainnya. Keunggulan berikutnya adalah jenis ragi ini dapat mengembangkan adonan secara cepat.
Belum lagi dengan umur simpannya yang panjang. Ini memungkinkan Anda menggunakannya dalam waktu lama tanpa perlu khawatir rusak.
2. Ragi Kering Aktif
Jenis ragi yang perlu Anda coba/uji terlebih dahulu sebelum mencampurkannya ke dalam adonan. Untuk proses pengujian tersebut dilakukan dengan cara mencampurnya bersama air hangat serta sedikit gula. Kemudian Anda perlu membiarkan semua bahan yang telah tercampur tersebut dalam beberapa menit sampai terlihat berbuih.
Ragi kering aktif perlu waktu sedikit lebih lama agar dapat mengembang daripada jenis ragi instan. Akan tetapi, tidak sedikit pembuat roti yang masih tetap bertahan dengan ragi kering aktif. Alasannya karena mereka percaya ragi tersebut mampu menghasilkan rasa lebih kompleks pada roti.
3. Ragi Cair
Ragi cair sebenarnya masih jarang digunakan untuk kebutuhan membuat roti sehari-hari. umumnya, ragi tersebut dipakai untuk industri pembuatan roti khusus dan pembuatan biar. Adapun bentuk yang cair ini memungkinkannya mudah tercampur dengan berbagai bahan.
Akan tetapi, dalam menggunakan ragi cair memang butuh penanganan khusus. Ini termasuk bagaimana menyimpannya.
4. Ragi Liar atau Sourdough Starter
Pembahasan tentang macam-macam ragi berikutnya adalah ragi liar. Ini merupakan ragi yang didapat dari proses fermentasi campuran antara tepung dengan air kemudian membiarkannya terpapar udara. Proses tersebut bertujuan agar dapat menghasilkan ragi liar serta bakteri asam laktat untuk memberi rasa khas pada roti.
Ragi liar perlu perawatan rutin. Misalnya pemberian makan dengan air dan tepung. Tujuannya agar aktivitas ragi serta bakterinya tetap terjaga. Keunggulan sourdough starte yang banyak dirasakan para pembuat roti adalah mampu bertahan selama bertahun-tahun. Bahkan tidak jarang diturunkan dari generasi satu ke generasi selanjutnya sebagai warisan keluarga.
Baca Juga : Tips Memilih Pabrik Roti Bakar Terpercaya dan Berkualitas
5. Ragi Basah atau Ragi Segar
Ragi basah atau ragi cair merupakan ragi yang punya kandungan air tinggi sera teksturnya mirip seperti pasta. Bagi yang ingin menggunakannya, perlu Anda ketahui bahwa ragi tersebut harus Anda simpan dalam lemari es, terlebih karena usianya cenderung lebih pendek daripada ragi kering.
Biasanya ragi segar dipakai oleh para pembuat roti profesional karena memang mampu memberi rasa serta aroma lebih menggugah selera. Ragi segar juga perlu proses aktivitas sebelum Anda menggunakannya, mirip seperti ragi kering aktif.
6. Ragi Nutrisi
Selanjutnya ada ragi nutrisi yang juga termasuk satu dari macam-macam ragi yang kita bahas. Untuk jenis ragi yang satu ini tidak dipakai untuk fermentasi, melainkan sebagai suplemen makanan. Kelebihannya adalah ragi nutrisi kaya akan kandungan vitamin B.
Ragi nutrisi juga banyak digunakan untuk membuat makanan bagi para vegan serta vegetarian untuk menggantikan keju. Ini karena ragi nutrisi akan memberikan rasa gurih pada makanan. Meskipun bukan termasuk ragi pengembang, akan tetapi ragi nutrisi tetap punya peran penting di dalam dunia kuliner.
7. Ragi Osmotoleran
Jenis ragi yang ketujuh ini termasuk ragi yang tahan kondisi gula tinggi. Biasanya digunakan saat proses pembuatan roti manis maupun adonan yang punya kandungan tinggi gula seperti challah dan brioche.
Kelebihan ragi osmoteleran adalah kemampuannya yang tetap aktif serta mampu mengembangkan adonan meski ada banyak gula. Padahal biasanya banyaknya gula tersebut malah menghambat aktivitas ragi biasa.
8. Rag Spesial untuk Produk Bebas Gluten (Gluten-Free)
Saat ini banyak konsumen yang meminta produk bebas gluten. Itulah yang membuat kemunculan ragi khusus untuk adonan gluten-free alias bebas gluten. Ini adalah jenis ragu yang diformulasikan agar dapat bekerja secara efektif pada adonan yang punya tekstur dan komposisi berbeda daripada adonan yang berbasis gandunm.
Ragi spesial gluten-free ini akan membantu memastikan bahwa roti yang bebas gluten tersebut tetap bisa mengembang. Selain itu, tekstur roti juga tetap enak sehingga ketika dimasak roti tetap menarik perhatian orang untuk mengonsumsinya.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Aktivitas Ragi
Beberapa faktor berikutnya akan mempengaruhi aktivitas ragi di dalam adonan:
- Suhu: suhu yang tepat agar aktivitas ragi optimal yaitu antara 25 sampai 30 derajat Celsius. Usahakan suhu tidak terlalu rendah atau tinggi karena aktivitas ragi bisa terhambat.
- Kandungan gula: gula menjadi sumber makanan untuk ragi. Akan tetapi, kandungan gula juga tidak boleh terlalu tinggi karena akan menghambat aktivitas dari ragi biasa. Itulah mengapa perlu ragi osmotoleran untuk pembuatan adonan manis.
- Kelembapan: kelembapan juga menjadi faktor penting untuk membuat ragi berkembang secara baik. Dengan begitu ragi bisa menghasilkan gas untuk mengembangkan adonan.
- Kandungan garam: garam ternyata bisa menghambat aktivitas ragi ketika Anda menggunakannya dalam jumlah berlebih. Maka dari itu, perhatikan proporsi garam pada adonan.
- pH: ragi akan bekerja secara optimal pada pH netral maupun sedikit asam. Itulah mengapa kondisi pH terlalu basa maupun terlalu asam berpotensi malah menghambat aktivitas ragi
Jadi, macam-macam ragi tersebut punya peran sangat penting di dalam pembuatan roti. Masing-masing punya karakteristik serta penggunaan khusus. Dengan memahami semua jenis, kelebihan, dan karakteristiknya, Anda akan tahu jenis ragi mana yang Anda butuhkan untuk membuat roti sesuai permintaan.